Wednesday, January 26, 2011

BASIC SCIENCES: PRESSURE ULCERS, PERMASALAHAN DI MULAI DI DEFINISI

 Saldy Yusuf, S.Kep.Ns.ETN


PENDAHULUAN

Pressure ulcer merupakan masalah kesehatan yang serius, dan terjadi tidak hanya di negara berkembang tapi juga di negara-negara maju. Di Belanda manajemen pressure ulcer menyerap $ 362 juta sampai $ 2.8 milyar atau 1% dari dana kesehatan nasional. Di Inggris Perawatan pressure ulcer menyerap 180 juta-321 juta poundsterling atau 0.4-0.8 % dari dana kesehatan nasional. Permasalahan seputar decubitus tidak hanya berkaitan dengan tingginya angka morbiditas, mortalitas dan biaya yang membebani institusi kesehatan namun tingginya insidens dan prevalensi decubitus. Bahkan dalam 25 tahun terakhir insidens dan prevalensi decubitus relatif stagnan, hal ini menunjukkan bahwa modalitas pencegahan sejauh ini belum menunjukkan hasil yang maksimal. Dengan kata lain benang merah penyebab decubitus belum terjawab!


FAKTOR PENYEBAB

Hingga saat ini tercatat lebih dari 200 faktor resiko yang berkontibusi dalam perkembangan luka decubitus dan pressure merupakan faktor yang dianggap paling berperan. Landis (1930) menemukan bahwa tekanan sebesar 32 mmHg dapat menyebabkan sumbatan total pembuluh darah, sayangnya angka ini sering digunakan sebagai nilai acuan untuk perkembangan luka decubitus. Hal ini tentunya sangat keliru sebab sebab angka ini berasal dari riset yang dilakukan pada kapiler jari-jari yang secara anatomis jelas berbeda dengan daerah sacrum ataupun daerah beresiko lainnya.
Fakta yang menarik adalah bahwa dibutuhkan tekanan yang sangat tinggi untuk menyebabkan decubitus, sebaliknya tekanan yang rendah berasosiasi dengan friction sudah cukup untuk menyebabkan pressure ulcers. Adapun coefficient of friction (CoF) sangat dipengaruhi oleh kelebihan kelembaban antara pasien dan permukaan tempat tidur.



PERMASALAHAN BERAWAL DARI DEFINISI

Permasalahan decubitus sebenarnya dimulai dari inkonsistensi penggunaan istilah (nomenclature inconsistency). Hal ini membuat pressure ulcers seolah-olah seperti penyakit tanpa definisi. Menurut Campbell (2010) mencatat ada begitu banyak istilah yang sering digunakan berkaitan dengan decubitus:


pressure ulcer, decubitus ulcer, bedsore, bed-sore, pressure sore, tissue necrosis, decubiti (grammatically incorrect) or decubitus, trophic ulcer, chronic ulcer, decubitus omniosus/acutus/chronicus, erythema gangraenosum, cuticular necrosis, and skin ulcer


Dari istilah tersebuit diatas penggunaan istilah bedsore/bed-sore merupakan istilah yang paling banyak digunakan, disusul oleh penggunaan pressure ulcer, pressure sore, decubitus ulcer dan yang terakhir decubiti.


Meskipun pressure diyakini sebagai penyebab utama, namun penggunaan decubitus ulcer nampaknya lebih netral untuk mencakup semua kemungkinan faktor penyebab termasuk faktor tekanan, shearing, dan friction. Kotnerr (2009) menambahkan bahwa untuk penggunaan di klinis maka ada dua alternatif terminology yang dapat digunakan yaitu superficial ulcers yang umumnya disebabkan oleh friction dan deep ulcer yang lebih dominan disebabkan oleh pressure. Oleh karena superficial ulcers dapat dikategorikan ke kategoi I dan II, maka dengan demikian deep ulcer dapat dikategorikan ke dalam kategori III dan IV dari definisi NPUAP dan EPUAP. Selain itu penggunaan istilah Pressure ulcer (atau luka tekan) telah menjebak kita pada pemahaman bahwa pressure (tekanan) merupakan penyebab pressure ulcer yang membuat kita mengabaikan kemungkinan faktor lain.


PENUTUP

Penggunaan istilah pressure ulcer telah menjebak kita pada pemahaman bahwa decuitus semata-mata disebabkan oleh pressure atau tekanan. Penggunaan istilah decubitus lebih dapat diterima sebab bersifat netral dan dapat mencakup faktor-faktor resiko lainnya. Pemahaman akan patomekanisme penyebab decubitus tentunya akan menentukan ke mana arah modalitas intervensi pencegahan dan perawatan.



REFERENCES:
1.  Kottner, Jan., Balzer, katrin., Dassen, Theo., Heinze, sarah. Pressure Ulcers: A Critical Review of Definitions and Classifications Ostomy Wound Management. 2009;55(9):22–29
2.   International guidelines.Pressure ulcer prevention: prevalence and incidence in context. A consensus document.London: MEP Ltd, 2009.
3.  Hillan, EM., Fraser, AK. Pressure sores: a desease without definitions Clinical Effectiveness in Nursing. 1998; 2: 103 105
4.  Landis, E. Microcirculation studies of capillary blood pressure in human skin. Heart 1930;15:209-228
6.  Campbell, Caren., Charles, Lawrence. The decubitus ulcer: Facts and controversies .Clinics in Dermatology. 2010;28:527–532

No comments:

Post a Comment